Jumat, 07 Desember 2012

TUGAS 7 MATERI KELAS XII SEMESTER 5 & 6


TUGAS 7 MATERI KELAS XII SEMESTER 5 & 6
A.Latihan kelas xii semester 5

SOAL SOSIOLOGI KELAS XII SEMESTER I
1.  Individu dalam lapisan sosial ke atas di masyarakat berdasarkan kreteria ekonomi       mempunyai peran besar karena faktor……
a. dan keturunan                       
b. Kepemilikan harta benda             
c. Suatu yang dihargai
d. Pengalaman seseorang                          
e. Kehormatan pribad 

2.Pada pelapisan sosial berdasarkan kreteria politik golongan  yang menempati posisi lapisan atas adalah…..
a. Pengurus parpol                                     
b. Ersospol                                           
c. Pejabat pemerintahan
d. Pengamat politik                                    
e. Organisasi peserta pemilu

3.   Dalam lapisan masyarakat pertanian, golongan kuli kencang mampunyai tanah yang terdiri dari......
a. Tanah ladang dan sawah                      
b. Tanah sawah dan pekarangan      
c. Tanah pekarangan dan kebun           
d. Tanah kebun dan hutan                                
e. Tanah basah dan kering
   
4. Menurut Teori Unilinear, perubahan sosial lambat  terjadi mengikuti  ……
a. Perubahan Sederhana kmudian menjadi kompleks            
b. Satu Garis Evolusi tertentu           
c. memerlukan  Waktu yang lama.             
d. Setiap tahap memrlukan Waktu yang lama
e. Kadang kadang terjadi perubahan.

5. Suatu Penalaran harus di timbang  secara Objektif  dan berdasarkan data JSsahih.  Ciri ini  disebut:
a.  Analitis                                     
   b.  Rasional                          
c.  Kritis
d.  Logis                        
e.  Emosional

TUGAS 7 (LATIHAN EVALUASI SOSIOLOGI KELAS XI SEMESTER 2)


SOAL TAMBAHAN EVALUASI SEMESTER 2 
(SOSIOLOGI SMA XI )

1. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu . . .
a. Dharma
b. Buddhayah
c. Prasetya
d. Satya
e. Prapanca

2. Perilaku, bahasa, dan materi merupakan contoh kebudayaan yang bersifat . . .
a. Konkret
b. Abstrak
c. Berpola
d. Mengikat
e. Tradisi

3. Kebudayaan merupakan suatu hal yang bersifat turun-temurun dari satu generasi ke generasi. Artinya, kebudayaan merupakan . . .
a. Supernatural
b. Superorganik
c. Superior
d. Berpola
e. Supremasi

4. Yang termasuk ke dalam unsur-unsur kebudayaan adalah . . .
a. Sistem ekonomi
b. Perkawinan
c. Suku bangsa
d. Pluralisme
e. Persatuan

5. Kalau kita merasa kedinginan, kita akan memakai pakaian yang lebih tebal. Kita berbeda dengan hewan yang telah memiliki bulu yang tebal untuk melindungi tubuhnya dari udara dingin. Hal ini menunjukkan bahwa . . .
a. Kebudayaan merupakan hal yang kita miliki bersama
b. Kebudayaan merupakan hasil integrasi
c. Kebudayaan didasarkan pada lambang
d. Kebudayaan adalah hasil belajar
e. Kebudayaan bersifat universal

TUGAS 7 ( SKRIPSI AHIR SMESTER 3)



LATIHAN SOAL KELAS SEMESTER 1,2,3 DAN 4

SOAL SOSIOLOGI KELAS X SEMESTER 1 (GANJIL)



(Pengertian Sosiologi, Nilai dan Norma Sosial, Tindakan dan Interaksi Sosial)

Latihan untuk mengingat (memory) dan latihan untuk kelas X

1. Secara etimologis sosiologi bearti ilmu
tentang….
a. rakyat
b. masyarakat
c. kawan
d. kelompok
e. kumpulan

2. Berikut yang sering mendapat sebutan Bapak Sosiologi ialah….
a. G. A. Lunberg
b. Auguste Comte
c. Mark Iver
d. Koentjaraningrat
e. Soerjono Soekanto

3.  Ruang lingkup sosiologi meliputi….
a. interaksi sosial
b. hubungan sosial
c. kaidah sosial
d. proses sosial
e. unsur sosial

4. Objek sosiologi adalah ….
a. hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya
b. hubungan manusia dan interaksi didalam masyarakatnya
c. adat istiadat dan kebiasaan manusia sehari-hari
d. kumpulan manusia sebagai makhluk hidup
e. hal-hal yang berhubungan dengan hidup sebagai bangsa

5. Ilmu pengetahuan yang didasari observasi terhadap kenyataan sesuatu akal sehat dan hasilnya tidak bersifat spekulatif, merupakan ciri tema pengetahuan yang bersifat ….
a. empiris
b. teoritis
c. komulatif
d. rasional
e. non etis

6. Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai dibagi atas tiga, yaitu ….
a. nilai kesopanan, kesusilaan dan moral
b. nilai abstrak, konkret, dan nominal
c. nilai mutlak, nisbi, dan nominal
d. nilai material, vital dan kerohanian
e. nilai material, spritual, dan moral

7. Sesuatu yang dianggap berharga, berguna dan pantas oleh seseorang disebut ….
a. norma
b. nilai
c. hobi
d. moral
e. tindakan

8. Norma yang daya pengikatnya lemah adalah ….
a. usage
b. folksways
c. adat istiadat
d. mores
e. custom

9. Kalimat berikut ini sesuai dengan pengertian norma, yaitu ….     
a. aturan perilaku yang dibuat untuk memelihara keseimbangan sosial
b. aturan perilaku yang dibuat semata-mata hanya untuk sebuah sanksi
c. perbuatan-perbuatan yang diulang-ulang karena dianggap baik dan benar
d. perbuatan-perbuatan yang merupakan pola umum dalam masyarakat
e. batas-batas kelakuan individu dalam masyarakat yang dikehendaki

10. Berbuatlah kebajikan sebanyak- banyaknya adalah perwujudan dari norma ….
a. kesusilaan
b. agama
c. hukum
d. kesopanan
e. kebiasaan

Selasa, 04 Desember 2012

ILMU

Ilmu Jika Dihargai…Meninggikan Darjat Manusia
Ilmu Jika Dicari…Tidak Pernah Menguzurkan DiriIlmu Jika Dipelajari….Menjadikan Manusia Terpelajar
Ilmu Jika Dikhianati…Manusia Menjadi Mangsa
Hargai..Carl..Dan Pelajarilah Ilmu Dengan Redha, Ikhlas Dan Rela.
Jangan Khianati Ilmu Untuk Menyusahkan Diri Dan Orang Lain.
Dari Allah Ia (Ilmu) Datang…Kepada Allah Juga Ia Kembali.

APAKAH ITU ILMU?

Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang ilmiah, yang di dapat melalui langkah-langkah sistematis dan dapat diperiksa, ditelaah secara mendalam oleh orang lain.

Menurutmu apa itu ilmu?
apakah penting ilmu itu ?
untuk apakah ilmu itu?


*    Imu adalah sekumpulan pengetahuan yang di susun secara sistematis yang menggunakan penalaran dan metode ilmiah agar kebenaran nya dapat di uji secara mendetail.
hehe itu sih menurut saya :D @lutfichox

* ilmu menurut saya penting karena dengan ilmu kita dapat mengendalikan semuanya, dengan ilmu kita dapat mencapai cita-cita, dengan ilmu segala hal mudah untuk kita dapatkan.

* ilmu itu sangat penting untuk kelangsungan masa depan kita. dengan ilmu kita dapat mendapatkan uang.

jadi intinya kita harus rajiun yah menuntut ilmu :D jangan lah kita malas-malasan mencari ilmu :)




APAKAH ITU SOSIOLOGI ?


1. What is the meaning of “ Science ” ? Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang ilmiah yang didapat melalui langkah-langkah sistematis dan dapat diperiksa, ditelaah secara mendalam oleh orang lain.
2. Membandingkan antara ilmu, ilmu pengetahuan, dan pengetahuan Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis yang menggunakan penalaran dan metode tertentu (ilmiah) agar kebenarannya dapat diuji secara kritis. Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera atau segala sesuai yang kita ketahui dari berbagai sumber yaitu bernalar, pengalaman, wewenang, intursi. Jadi, ilmu pengetahuan yaitu kumpulan pengetahuan yang berasal dari kesan di dalam pikiran manusia yang dapat melalui langkah-langkah sistematis.
3. The Characteristics of Science? Bersifat empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif Bersifat teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret dilapangan dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari kerangka dari unsur – unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat. Bersifat kumulatif, artinya teori – teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas dan diperhalus. Bersifat non etis, yang dipersoalkan dalam sosiologi bukanlah baik buruknya fakta tertentu, akan tetapi menjelaskan fakta tersebut secara analitis.

Kamis, 22 November 2012

Tokoh Sosiologi Indonesia

3. Gumilar Rusliwa Somantri


lahir di Tasikmalaya, 11 Maret 1963; dikenal sebagai seorang sosiolog dan dosen di Universitas Indonesia. Ia ditunjuk sebagai rektor Universitas Indonesia untuk masa jabatan 2007-2011.
Beliau menyelesaikan pendidikan S1 di Departemen Sosiologi, FISIP-UI, pada Januari 1989, dan meraih gelar Doktor (Doktor der Sozialwissenschaften) di Fakultas Sosiologi, Universitaet Bielefeld, Jerman pada tahun 1995. Selain memiliki reputasi dalam karir intelektual yang impresif, beliau memiliki kemampuan manajerial yang sangat baik terutama dalam beberapa aspek: decisive leadership, entrepreneurial, team building dan reformist). Pernah menjadi Dekan FISIP-UI (dua periode) sepanjang tahun 2002-2007. Pada tahun 2007 beliau terpilih menjadi Rektor UI periode 2007-2012 dalam usia 44 tahun dan mencatat sejarah sebagai Rektor UI termuda. Pengalaman manajerial sebelumnya adalah pernah menjadi Sekretaris Majelis Wali Amanat (2001-2002) dan Wakil Direktur Pusat Studi Jepang UI (1997-2003).
Pada tahun 2011, ia memberikan gelar Doktor HC kepada raja arab, Abdullah. Keputusannya ini menuai kontroversi internal kampus.

Tokoh Sosoilogi indonesia

2. George Junus Aditjondro
lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 27 Mei 1946; Ia pernah jadi wartawan untuk Tempo. Pada sekitar tahun 1994 dan 1995 nama Aditjondro menjadi dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor Timur. Ia sempat harus meninggalkan Indonesia ke Australia dari tahun 1995 hingga 2002 dan dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998. Di Australia ia menjadi pengajar di Universitas Newcastle dalam bidang sosiologi. Sebelumnya saat di Indonesia ia juga mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana.

Tkoh Sosiologi Indonesia

1. Arief Budiman



Lahir di Jakarta, 3 Januari 1941, dilahirkan dengan nama Soe Hok Djin, adalah seorang aktivis demonstran Angkatan '66 bersama dengan adiknya, Soe Hok Gie. Pada waktu itu ia masih menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia di Jakarta. Ayahnya seorang wartawan yang bernama Soe Lie Piet.
Sejak masa mahasiswanya, Arief sudah aktif dalam kancah politik Indonesia, karena ia ikut menandatangani Manifesto Kebudayaan pada tahun 1963 yang menentang aktivitas LEKRA yang dianggap memasung kreativitas kaum seniman.

Senin, 19 November 2012

TUGAS 3 (Studi kasus)



. Anggota keluarga mahasiswa seni rupa ITB

Kelompok ini termasuk kedalam tipe kelompok In-group (W.G. Sumner)
2. Munas dan konferensi besar NU
Kelompok ini termasuk kedalam tipe kelompok Sekunder (Ellsworth) dan Patembayan (Soerjono Soekanto)
3. Tim sukses calon gubernur Jokowi di jakarta
Kelompok ini termasuk kedalam tipe Tipe kelompok Paguyuban /Primer (Soerjono Soekanto)
4. Panitia pengawas pemilu di Jakarta
Kelompok ini termasuk kedalam tipe Tipe kelompok Paguyuban /Primer (Soerjono Soekanto)
5. DPP Partai Golkar
Kelompok ini termasuk kedalam tipe kelompok Sekunder (Ellsworth) dan Patembayan (Soerjono Soekanto)
6. Para Pegawai mini market
Kelompok ini termasuk kedalam tipe kelompok Paguyuban /Primer (Soerjono Soekanto)

Sumber : Pikiran Rakyat Edisi 22 september 2012
 

Kamis, 08 November 2012

TUGAS 6 MATERI PERUBAHAN SOSIAL


Materi: Perubahan Sosial
SKL 6
Menjelaskan proses perubahan sosial pada masyarakat dan dampaknya
Materi:
• Teori perubahan
• Bentuk perubahan
• Faktor pendorong dan penghambat perubahan
• Dampak modernisasi dan globalisasi
• Mengatasi memudarnya jati diri bangsa

Ringkasan


A. PERUBAHAN SOSIAL
1. Definisi Perubahan
Menurut Auguste Comte, sosiologi mempelajari statika dan dinamika masyarakat social meskipun perubahan kita terpusat pada aspek statika masyarakat, tetapi dalam kehidupan sehari – hari kita telah menyentuh perubahan.
Adapun definisi perubahan sosial menurut beberapa tokoh:
1. William F. Ogburn
Ruang lingkup perubahan sosial mencakup unsur kebudayaan material dan non material, terutama menekankan pengaruh yang besar dari unsur kebudayaan material terhadap unsur non material
2. Mac Iver
Perubahan sosial adalah terjadinya perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
3. Kingsley Davis
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat
4. Gillin dan Gillin
Perubahan sosial merupakan variasi cara hidup yang telah diterima yang disebabkan karena kondisi geografis, kebudayaan, material, komposisi penduduk, ideology maupun adanya difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat
5. Samuel Koenig
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia karena sebab intern dan ekstern
6. Selo Soemarjan
Segala perubahan pada lembaga – lemabaga kemasyrakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai – nilai, sikap – sikap dan pola – pola perikelakuan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat

TUGAS 4 MENGOMENTARI GAMBAR REALITAS SOSIAL DI INDONESIA



Dari gambar ini kita dapat melihat bahwa indonesia termasuk negara kaya akan hasil alam, namun masih saja ada rakyat indonesia yang di bawah garis kemiskinan. di daerah pelosok indonesia masih banyak yang memakan nasi bekas.
apakah ini yang dinamakan negeri kaya yang sudah merdeka ?












Selasa, 06 November 2012

AKULTURASI


Budaya Indonesia hasil Akulturasi Budaya Hindu-Budhadan Islam Apakah Anda sebelumnya pernah mendengar atau mengetahui pengertian Akulturasi?

Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang akulturasi, antara lain menurut pendapat Harsoyo. Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus; yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya

5 Masalah sosial


5 ARTIKEL TENTANG MASALAH SOSIAL

Artikel 1
Masalah sosial
Pengertian
Masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan hidupnya kelompok sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok para warga kelompok sosial, sehingga menyebabkan rusaknya ikatan sosial.

Klasifikasi Masalah Sosial
- Faktor-faktor ekonomis
- Biologis
- Bio-psikologis
- kebudayaan

Masalah-Masalah Sosial yang penting
- Kemiskinan
- Kejahatan
- Disorganisasi keluarga
- Masalah generasi muda
- Peperangan
- Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
- Masalah kependudukan
- Masalah lingkungan
- Birokrasi, dan lain-lain

ARTIKEL INTERAKSI SOSIAL

Pengertian interaksi sosial

Interaksi sosial adalah hubungan antar individu satu dengan individu lainnya. Individu satu dapat mempengaruhi yang lain begitu juga sebaliknya. (definisi secara psikologi sosial). Pada kenyataannya interaksi yang terjadi sesungguhnya tidak sesederhana kelihatannya melainkan merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Interaksi terjadi karena ditentukan oleh banyak faktor termasuk manusia lain yang ada di sekitar yang memiliki juga perilaku spesifik.

Di dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian di sini dalam arti yang luas, yaitu bahwa individu dapat melebur diri dengan keadaan di sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan.

Faktor-faktor dasar penyebab interaksi manusia
a. Faktor imitasi, imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain.
Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari atau melandasi interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan (1966:36). Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada faktor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan, sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi sesuatu kalu orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa; anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu mode-mode yang melanda masyarakat berkembang karena faktor imitasi.



b. Faktor sugesti, adalah pengaruh psikis yang diterima tanpa adanya kritik
Yang dimaksud dengan sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Karena itu segesti dapat dibedakan (1) auto sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang datang dari dalam diri individu yang bersangkutan, dan (2) hetero sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain. Misal sering seseorang merasa sakit-sakit saja, walaupun secara obyektif yang bersangkutan dalam keadaan sehat-sehat saja terapi karena auto-sugesti orang tersebut merasa tidak dalam keadaan sehat, maka ia merasa tidak sehat. Contoh untuk hetero sugesti adalah misal dalam bidang perdagangan, orang mempropagandakan dagangannya sedemikian rupa, hingga tanpa berfikir lebih lanjut orang termakan propaganda itu, dan menerima saja apa yang diajukan oleh pedagang yang bersangkutan.

Imitasi dan sugesti peranannya dalam interaksi hampir sama besarnya, namun berbeda. Dalam imitasi, orang yang mengimitasi keadaannya aktif sebaliknya dengan yang diimitasi dalam keadaan pasif. Sedangkan dalam sugesti orang dengan sengaja dan aktif memberikan pandangan, norma dan sebagainya agar orang lain menerima.
Terjadinya proses sugesti mengikuti dalil sebagai berikut :
• Sugesti akan mudah diterima orang lain, bila daya kritisnya dihambat. Orang yang kemampuan berpikirnya kurang atau kurang kritis akan mudah dipengaruhi. Daya kritis tersebut akan terhambat bila orang terkena stimulus yang bersifat emosional. Atau dalam keadaan fisik dan jiwa yang lelah. Misal orang yang telah berjam-jam rapat, ia sudah lelah baik fisik maupun psikologis , adanya keenganan untuk berfikir secara berat, sehingga biasanya dalam keadaan yang demikian orang akan mudah menerima pendapat, pandangan dari pihak lain, atau dengan kata lain orang yang bersangkutan akan mudah menerima sugesti dari pihak lain.
• Sugesti akan mudah diterima orang lain, bila kemampuan berpikirnya terpecah belah (dissosiasi).Orang mengalami dissosiasi bila orang itu dalam keadaan kebingungan sehingga mudah menerima pengaruh orang lain. Secara psikologis orang yang dalam keadaan bingung berusaha mencari penyelesaian karena jiwanya tidak tenteram sehingga mudah dipengaruhi oleh pihak lain.
• Sugesti akan mudah diterima orang lain, bila materinya mendapat dukungan orang banyak (sugesti mayoritas). Dalam dalil ini orang akan mudah menrima pandangan, nporma, pendapat dan sebagainya bila hal tersebut telah mendapatkan dukungan mayoritas.
• Sugesti akan mudah diterima orang lain, bila yang memberikan materi adalah orang yang memiliki otoritas. Walau materi yang diberikan sama tetapi kalau yang memberikan berbeda maka akan terdapat pula perbedaan dalam penerimaan. Orang yang memiliki otoritas akan cenderung mudah diterima karena tingkat kepercayaan yang tinggi
• Sugesti akan mudah diterima orang lain, bila pada orang yang bersangkutan telah ada pendapat yang mendahului yang searah. Bila dalam diri orang ada pendapat yang telah mendahului dan searah dengan yang disugestikan maka umumnya orang akan mudah menerima pendapat tersebut

c. Faktor identifikasii, adalah dorongan untuk menjadi identik (sama ) dengan orang lain. . Identifikasi adalah suatu istilah yang dikemukakan oleh Freud, seorang tokoh dalam psikologi dalam, khususnya dalam psikoanalisis. Contoh anak-anak belajar norma-norma sosial dari hasil identifikasinya terhadap orang tua mereka. Di dalam identifikasi anak akan mengabil oper sikap-sikap ataupun norma-norma dari orang tuanya yang dijadikan tempat identifikasi itu. Dalam proses identifikasi ini seluruh norma-norma, cita-cita, sikap dan sebagainyadari orang tua sedapat mungkin dijadikan norma-norma, sikap-sikap dan sebagainya itu dari anak sendiri, dan anak menggunakan hal tersebut dalam perilaku sehari-hari.

d. Faktor Simpati, merupakan perasaan tertarik kepada orang lain. Oleh karena merupakan perasaan maka timbulnya atas dasar emosi. Dalam simpati orang merasa tertarik pada orang lain yang seakan-akan berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya tertarik sering tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut. Lawan dari simpati adalah antipati yaitu merupakan penolakan atau bersifat negatif. Sedangkan empati adalah kecenderungan untuk ikut merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan orang lain (feeling with another person).

Teori-teori hubungan interpersonal
Ada 4 model hubungan interpersonal yaitu meliputi :
a. Model pertukaran sosial (social exchange model)
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
b. Model peranan (role model)
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
c. Model permainan (games people play model)
Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
• Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
• Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional)
• Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).

Pada interaksi individu menggunakan salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain membalasnya dengan menampilkan salah satu dari kepribadian tersebut. Sebagai contoh seorang suami yang sakit dan ingin minta perhatian pada istri (kepribadian anak), kemudian istri menyadari rasa sakit suami dan merawatnya (kepribadian orang tua).

d. Model Interaksional (interacsional model)
Model ini memandang hubungann interpersonal sebagi suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.

KAMUS SOSIOLOGI

A

Abangan

Golongan masyarakat yang menganut agama islam, tetapi tidak melaksanakan ajaran agama secara keseluruhan.

Abstrak

Merupakan gambaran singkat tentang isi keselurahan laporan penelitian.

Abstrak

Tidak berwujud, tidak berbentuk.

Accomodation

Proses sosial yang ditandai dengan pengurangan tuntutan

Achieved Status

merupakan status atau kedudukan seseorang yang di peroleh melalui usaha-usaha yang disengaja.

Acting Lawless Crowds

Kerumunan yang mempunyai tujuan tertentu dengan

Adat Istiadat

Pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya.

Adat

Suatu kebiasaan yang diulang-ulang dan telah menyatu dengan kehidupan masyarakat.

Agama

Sistem terpadu (susunan) yang terdiri atas kepercayaan dan praktek yng berhubunan dengan hal-hal suci dan bahwa kepercayan dan praktek tersebut mempersatukan semua orang yang beriman kedalam suatu komunitas yang dinamakan umat.

Agent of Change

Seseorang atau kelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk menjadi pemimpin satu atau lebih lembaga kemasyarakatan.

Akomodasi

Penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.

Aksi Antisosial

Suatu aksi yang menempatkan kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok tertentu diatas kepentingan umum.

Akulturasi Budaya

Proses pencampuran dua unsur buday atau lebih yang bersifat melengkapi tanpa menghilangkan corak yang lama.

Akulturasi

Percampuran dua hal atau lebih yang bersifat melengkapi

Ambiguitas

Kemungkinan yang mempunyai dua pengertian; ketidaktentuan atau ketidakjelasan.

Angket

Daftar pertanyaan untuk menghimpun data yang diperlukan dalam suatu penelitian.

AKULTURASI

Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosialyang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentudihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengansedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun



diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkanhilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasiadalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentukkebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.

Kamis, 01 November 2012

Tokoh-Tokoh Sosiologi

1.Auguste Comte (1798-1857)



Auguste Comte seorang perancis, merupakan bapak sosiologi yang pertama memberi nama pada ilmu tersebut (yaitu dari kata socius dan logos). Walaupun dia tidak menguraikan secara rinci masalah-masalah apa yang menjadi objek sosiologi, tetapi dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social statistics dan social dynamics. Konsepsi tersebut merupakan pembagian dari isi sosiologi yang sifatnya pokok sekali. Sebagai social statistics, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sedangkan social dynamics meneropong bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
Perkembangan tersebut pada hakikatnya melewati tiga tahap, sesuai tahap-tahap pemikiran manusia yaitu:

a. Tahap teologis, ialah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda didunia ini mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada di atas manusia. Cara pemikiran tersebut tidak dapat dipakai dalam ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan bertujuan untuk mencari sebab serta akibat dari gejala-gejala.
b. Tahap metafisis, pada tahap ini manusia masih percaya bahwa gejala-gejala didunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada di atas manusia. Manusia belum berusaha untuk mencari sebab dan akibat gejala-gejala tersebut.
c. Tahap positif, merupakan tahap dimana manusia telah sanggup untuk berfikir secara ilmiyah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan.

Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara pelbagai masyarakat yang berlainan.
Hasil karya Auguste Comte yang terutama yaitu:
- The scientific labors necessary for the reorganization of society (1822)
- The positive philosophy (6 jilid 1830-1840)
- Subjective synthesis (1820-1903)

Refrensi:
www.wikipedia.com
Beilharz, Peter. 2002. Teori-Teori Sosial.Jogjakarta: pustaka pelajar
Soekanto, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tokoh-Tokoh Sosiologi

1.Auguste Comte (1798-1857)



Auguste Comte seorang perancis, merupakan bapak sosiologi yang pertama memberi nama pada ilmu tersebut (yaitu dari kata socius dan logos). Walaupun dia tidak menguraikan secara rinci masalah-masalah apa yang menjadi objek sosiologi, tetapi dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social statistics dan social dynamics. Konsepsi tersebut merupakan pembagian dari isi sosiologi yang sifatnya pokok sekali. Sebagai social statistics, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sedangkan social dynamics meneropong bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
Perkembangan tersebut pada hakikatnya melewati tiga tahap, sesuai tahap-tahap pemikiran manusia yaitu:

a. Tahap teologis, ialah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda didunia ini mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada di atas manusia. Cara pemikiran tersebut tidak dapat dipakai dalam ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan bertujuan untuk mencari sebab serta akibat dari gejala-gejala.
b. Tahap metafisis, pada tahap ini manusia masih percaya bahwa gejala-gejala didunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada di atas manusia. Manusia belum berusaha untuk mencari sebab dan akibat gejala-gejala tersebut.
c. Tahap positif, merupakan tahap dimana manusia telah sanggup untuk berfikir secara ilmiyah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan.

Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara pelbagai masyarakat yang berlainan.
Hasil karya Auguste Comte yang terutama yaitu:
- The scientific labors necessary for the reorganization of society (1822)
- The positive philosophy (6 jilid 1830-1840)
- Subjective synthesis (1820-1903)

Refrensi:
www.wikipedia.com
Beilharz, Peter. 2002. Teori-Teori Sosial.Jogjakarta: pustaka pelajar
Soekanto, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

2. EMILE DURKHEIM
Biografi

Durkheim dilahirkan di Épinal, Prancis, yang terletak di Lorraine. Ia berasal dari keluargaYahudi Prancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Meskipun keputusannya untuk meniti karir yang lebih cenderung pada bidang intelektualitas secular daripada religius. Hal tersebut menandakan bahwa ia lebih mengutamakan modernitas dibandingkan agama. Kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwafenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.

Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke École Normale Supérieurepada 1879. Angkatannya adalah salah satu yang paling cemerlang pada abad ke-19 dan banyak teman sekelasnya, seperti Jean Jaurès dan Henri Bergson kemudian menjadi tokoh besar dalam kehidupan intelektual Prancis. Di ENS Durkheim belajar di bawahFustel de Coulanges, seorang pakar ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya. Ini adalah konflik pertama dari banyak konflik lainnya dengan sistem akademik Prancis, yang tidak mempunyai kurikulum ilmu sosial pada saat itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu kemanusiaan tidak menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya ketika ia menempuh ujian agrégation sebagai syarat untuk posisi mengajar dalam pengajaran umum dalam ilmu filsafat pada 1882. Dan ia mengajar filsafat di sejumlah Lyceebeberapa tahun kemudian.
Seseorang yang berpandangan seperti Durkheim tidak mungkin memperoleh pengangkatan akademik yang penting di Paris, dan karena itu setelah belajar sosiologi selama setahun di Jerman, ia pergi ke Bordeaux pada 1887, yang saat itu baru saja membuka pusat pendidikan guru yang pertama di Prancis. Ia mengajar pedagogi danilmu-ilmu sosial (suatu posisi baru di Prancis) di fakultas sastra burdeaux. Dari posisi ini Durkheim memperbarui sistem sekolah Prancis dan memperkenalkan studi ilmu-ilmu sosial dalam kurikulumnya. Kembali, kecenderungannya untuk mereduksi moralitas dan agama ke dalam fakta sosial semata-mata membuat ia banyak dikritik. Pada tahun yang sama ia menikah dengan Louise Dreyfus, yang mencurahkan masa hidup selanjutnya mmembantu kerja intelektual Durkheim, memikul tanggung jawab penuh untuk urusan rumah tangga dan pendidikan dua anaknya, menyalin berbagai manuskrip, mengoreksi naskah, dan terlibat dalam administrasi editorial Annee Sociologique, yang di bentuk durkheim tahun 1898.

Minat Durkheim dalam fenomena sosial juga didorong oleh politik. Kekalahan Prancis dalam Perang Prancis-Rusia telah memberikan pukulan terhadap pemerintahanrepublikan yang sekuler. Banyak orang menganggap pendekatan Katolik, dan sangatnasionalistik sebagai jalan satu-satunya untuk menghidupkan kembali kekuasaan Prancis yang memudar di daratan Eropa. Durkheim, seorang Yahudi dan sosialis, berada dalam posisi minoritas secara politik, suatu situasi yang membakarnya secara politik. Peristiwa Dreyfus pada 1894 hanya memperkuat sikapnya sebagai seorang aktivis.
Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan “The division of Labour in Society”, pernyataan dasariahnya tentang hakikat masyarakat manusia danperkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan “The Rules of Sosiological Method ”, sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'Année Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan (ini adalah sebutan yang digunakan untuk kelompok mahasiswa yang mengembangkan program sosiologinya). Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan “Suicide”, sebuah studi kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi.
Pada 1902 Durkheim akhirnya mencapai tujuannya untuk memperoleh kedudukan terhormat di Paris ketika ia menjadi profesor di Sorbonne. Karena universitas-universitas Prancis secara teknis adalah lembaga-lembaga untuk mendidik guru-guru untuk sekolah menengah, posisi ini memberikan Durkheim pengaruh yang cukup besar, kuliah-kuliahnya wajib diambil oleh seluruh mahasiswa. Apapun pendapat orang, pada masa setelahPeristiwa Dreyfus, untuk mendapatkan pengangkatan politik, Durkheim memperkuat kekuasaan kelembagaannya pada 1912 ketika ia secara permanen diberikan kursi dan mengubah namanya menjadi kursi pendidikan dan sosiologi. Pada tahun itu pula ia menerbitkan karya besarnya yang terakhir “Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Keagamaan”.

Perang Dunia I mengakibatkan pengaruh yang tragis terhadap hidup Durkheim. Pandangan kiri Durkheim selalu patriotik dan bukan internasionalis. Ia mengusahakan bentuk kehidupan Prancis yang sekular, rasional. Tetapi datangnya perang danpropaganda nasionalis yang tidak terhindari yang muncul sesudah itu membuatnya sulit untuk mempertahankan posisinya. Sementara Durkheim giat mendukung negaranya dalam perang, rasa enggannya untuk tunduk kepada semangat nasionalis yang sederhana (ditambah dengan latar belakang Yahudinya) membuat ia sasaran yang wajar dari golongan kanan Prancis yang kini berkembang. Yang lebih parah lagi, generasi mahasiswa yang telah dididik Durkheim kini dikenai wajib militer, dan banyak dari mereka yang tewas ketika Prancis bertahan mati-matian. Akhirnya, René, anak laki-laki Durkheim sendiri tewas dalam perang, sebuah pukulan mental yang tidak pernah teratasi oleh Durkheim. Selain sangat terpukul emosinya, Durkheim juga terlalu lelah bekerja, sehingga akhirnya ia terkena serangan lumpuh dan meninggal pada 1917.
Teori dan gagasan

Perhatian Durkheim yang utama adalah bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatanilmiah pertama terhadap fenomena sosial. Bersama Herbert Spencer, Durkheim adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan masyarakat, suatu posisi yang kelak dikenal sebagai fungsionalisme.

Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar jumlah dari seluruh bagiannya. Jadi berbeda dengan rekan sezamannya, Max Weber, ia memusatkan perhatian bukan kepada apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi (individualisme metodologis), melainkan lebih kepada penelitian terhadap "fakta-fakta sosial", istilah yang diciptakannya untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan yang tidak terikat kepada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih objektif daripada tindakan-tindakan individu yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial lainnya daripada, misalnya, melalui adaptasi masyarakat terhadap iklim atau situasi ekologis tertentu.

Durkheim berpendapat bahwa masyarakat bukanlah sekedar jumlah total individu-individu, dan bahwa sistem yang dibentuk oleh bersatunya mereka itu merupakan suatu realitas spesifik yang memiliki karakteristiknya sendiri. Misalnya suatu partai poliik atau gereja, di samping terdiri dari anggotaaggota individual juga memiliki struktur, sejarah, pandangan dunia, dan kultur uang terlembaga, yang tidak dapat diterangkan dalam rangka psikologi individual. ”kalau kitaberangkat dari individu”. Ujar Durkheim, kita tidak akan bisa memahami apa yang terjadi dalam suatu kelompok. Ia sama sekali menolak gagasan bahwa masyarakat bermula dari kontrak sosial belum pernah satu masa pundi mana individu-individu diarahkan oleh pertimbangan yang cermat untuk bergabung ataupun tidak bergabung ke dalam kehidupan kolektif yang satu daripada yang lain. Bagi durkheim, masyarakat-prinsip asosiasi- adalah yang utama, dan karena masyarakat secara tidak terbatas mengungguli individu dalam ruang dan waktu, maka masyarakat berada pada posisi yang menentukan cara bertindak dan berpikir terhadapnya.[1]

Dalam bukunya “The Division of Labour in Society” (1893), Durkheim meneliti bagaimanatatanan sosial dipertahankan dalam berbagai bentuk masyarakat. Ia memusatkan perhatian pada pembagian kerja, dan meneliti bagaimana hal itu berbeda dalammasyarakat tradisional dan masyarakat modern. Para penulis sebelum dia seperti Herbert Spencer dan Ferdinand Toennies berpendapat bahwa masyarakat berevolusi mirip dengan organisme hidup, bergerak dari sebuah keadaan yang sederhana kepada yang lebih kompleks yang mirip dengan cara kerja mesin-mesin yang rumit. Durkheim membalikkan rumusan ini, sambil menambahkan teorinya kepada kumpulan teori yang terus berkembang mengenai kemajuan sosial, evolusionisme sosial, dan darwinisme sosial. Ia berpendapat bahwa masyarakat-masyarakat tradisional bersifat ‘mekanis’ dan dipersatukan oleh kenyataan bahwa setiap orang lebih kurang sama, dan karenanya mempunyai banyak kesamaan di antara sesamanya. Dalam masyarakat tradisional, kata Durkheim, kesadaran kolektif sepenuhnya mencakup kesadaran individual, norma-norma sosial kuat dan perilaku sosial diatur dengan rapi. Dan ia mengemukakan bukti-bukti sejarah menunjukan bahwa individualisme, yang oleh para emikir sosial konservatif dianggap bertanggung jawab atas runtuhnya tatanan sosial, sebenarnya adalah produk sosial juga, yang hanya terdapat pada masyarakat-masyarakat yang kompleks dan berdasarkan pembagian kerja.
Dalam masyarakat modern, demikian pendapatnya, pembagian kerja yang sangat kompleks menghasilkan solidaritas 'organik'. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri. Dalam masyarakat yang ‘mekanis’, misalnya, para petani gurem hidup dalam masyarakat yang swa-sembada dan terjalin bersama oleh warisan bersama dan pekerjaan yang sama. Dalam masyarakat modern yang 'organik', para pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu (bahan makanan, pakaian, dll) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akibat dari pembagian kerja yang semakin rumit ini, demikian Durkheim, ialah bahwa kesadaran individual berkembang dalam cara yang berbeda dari kesadaran kolektif – seringkali malah berbenturan dengan kesadaran kolektif.

Durkheim menghubungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat tertentu dengan dominasi dari suatu sistem hukum. Ia menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hokum seringkali bersifat represif: pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh kejahatan itu; hukuman itu bertindak lebih untuk mempertahankan keutuhan kesadaran. Sebaliknya, dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organic, hukum bersifat restitutif: ia bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks.
Jadi, perubahan masyarakat yang cepat karena semakin meningkatnya pembagian kerja menghasilkan suatu kebingungan tentang norma dan semakin meningkatnya sifat yang tidak pribadi dalam kehidupan sosial, yang akhirnya mengakibatkan runtuhnya norma-norma sosial yang mengatur perilaku. Durkheim menamai keadaan ini anomie. Dari keadaan anomie muncullah segala bentuk perilaku menyimpang, dan yang paling menonjol adalah bunuh diri.

Durkheim belakangan mengembangkan konsep tentang anomie dalam "Suicide", yang diterbitkannya pada 1897. Dalam bukunya ini, ia meneliti berbagai tingkat bunuh diri di antara orang-orang Protestan dan Katolik dengan menggunakan statistik untuk membuktikan jumlah rata-rata bunuh diri berfariasi sesuai dengan perubahan solidaritas sosial, dan hal tersebut menjelaskan bahwa kontrol sosial yang lebih tinggi di antara orang Katolik menghasilkan tingkat bunuh diri yang lebih rendah. Menurut Durkheim, orang mempunyai suatu tingkat keterikatan tertentu terhadap kelompok-kelompok mereka, yang disebutnya integrasi sosial. Tingkat integrasi sosial yang secara abnormal tinggi atau rendah dapat menghasilkan bertambahnya tingkat bunuh diri: tingkat yang rendah menghasilkan hal ini karena rendahnya integrasi sosial menghasilkan masyarakat yang tidak terorganisasi, menyebabkan orang melakukan bunuh diri sebagai upaya terakhir, sementara tingkat yang tinggi menyebabkan orang bunuh diri agar mereka tidak menjadi beban bagi masyarakat. Dan dapat disimpulkan bahwa tindakan bunuh diri yang tampaknya bersifat pribadi itu sebenarnya merupakan respons terhadap kekuatan sosial. Menurut Durkheim, masyarakat Katolik mempunyai tingkat integrasi yang normal, sementara masyarakat Protestan mempunyai tingat yang rendah. Karya ini telah mempengaruhi para penganjur teori kontrol, dan seringkali disebut sebagai studi sosiologis yang klasik.

Akhirnya, Durkheim diingat orang karena karyanya tentang masyarakat 'primitif' (artinya, non Barat) dalam buku-bukunya seperti "Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Agama" (1912) dan esainya "Klasifikasi Primitif" yang ditulisnya bersama Marcel Mauss. Kedua karya ini meneliti peranan yang dimainkan oleh agama dan mitologi dalam membentuk pandangan dunia dan kepribadian manusia dalam masyarakat-masyarakat yang sangat 'mekanis' (meminjam ungkapan Durkheim).

Refrensi
www.wikipedia.com
Beilharz, Peter. 2002. Teori-Teori Sosial.Jogjakarta: pustaka pelajar
Soekanto, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

3. MAX WABER
Biografi

Max Waber, lahir di Erfurt, Thuringia, Jerman Timur pada tanggal 21 April 1864 sebagai anak sulung dari keluarga terpandang yang memberikan penilaian tinggi terhadap suatu pendidikan dan kebudayaan. Pendidikan lanjutannya di Universitas Heidelberg pada Fakultas Hukum namun perhatiannya terhadap bidang filsafat dan ekonomi membuatnya mengikuti kuliah-kuliah dalam bidang filsafat dan ekonomi tersebut secara teratur dan disiplin.

Pada tahun 1883, Max memasuki pendidikan militer yang membuka kemungkinan untuk ia menjadi seorang perwira cadangan bagi mereka yang berpendidikan sarjana. Setelah menyelesaikan pendidikan militer ia tak kembali pada Universitas Heidelberg tetapi ia meneruskan studinya di Universitas Berlin, di sana ia mendapatkan ajaran-ajaran Gneist (pengetahuan masalah keparle- menan Inggris), Gierke (pemahaman terhadap sejarah hukum Jerman) dan Treitschke (mengenai permasalahan Nasionalisme). Setelah itu ia menetap sejenak di Gottingen.

Pada tahun 1886, Max kembali ke Universitas Berlin guna menempuh ujian ilmu hukum yang sehingga dengan terpaksa ia harus menerima tugas untuk menempati suatu kedudukan di Pengadilan Pidana Berlin. Namun Max merasa pekerjaan tersebut membosankan sehingga ia memilih meneruskan studinya di bawah bimbingan Prof.Mommsen dan menulis disertasinya “A Contribution to the history of Medieval Business Organization” dengan melibatkanilmu hukum, ekonomi dan sejarah. Setelah itu ia meneruskan kegiatannya menganalisa sejarah agraris masyarakat Romawi dilihat dari sudut pandang perkembangan politik, ekonomi dan social yang tersaji dalamsebuah buku terbitan tahun 1891 untuk memenuhi persyaratan menjadi seorang dosen ilmu hukum di Universitas Berlin.

Pada tahun 1892 Max menikahi Marianne Schnitger, bersamaan itu ia memulai memberikan kuliah –kuliah secara formal pada Universitas Berlin. Pada tahun 1894 Max mendapat tawaran menjadi seorang guru besar tetap pada Universitas Freiburg, tak lama kemudian diangkat menjadi guru besar ekonomi pada Universitas Heidelberg tempat dimana ia bisa menikmati kehidupan intelektualnya dengan penuh gairah. Namun Max mengalami kemerosotan mental yang sangat serius, sehingga seluruh kegiatannya terhenti selama hampir 4 tahun. Keadaanya mulai pulih pada tahun 1903 dan semenjak itu ia menekuni masalah metode-metode ilmu social.
Pada tahun 1904 untuk pertama kalinya Max mengunjungi Amerika Serikat untuk mengikuti suatu kongres ilmu pengetahuan sedunia di kota St. Louis. Dalam tahun yang sama Max menerbitkan buku “The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism” yang menganalisa awal timbulnya kapitalisme dengan maksud agar diperoleh pemahaman mengenai pentingnya kapitalisme ekonomi maupun akibatnya pada tahap kontemporer.

Pada tahun 1907, Max mengundurkan diri dari kegiatan memberikan kuliah pada Universitas Heidelberg dan melanjutkan peranannya sebagai ilmuwan pribadi. Selama Perang Dunia Pertama berkecamuk, Max menjadi seorang administrator Rumah Sakit Angkatan Bersenjata Jerman. Pada tahun 1918 ia menjadi konsultan pada Komisi Gencatan Senjata Jerman dan penasihat Komite Reformasi Konstitusional Jerman. Max Waber meninggal pada tahun 1920 dalam usia 56 tahun saat ajarannya mengenai pendidikan politik sudah mulai berkembang.
Teori Dan Gagasan

Menurut Weber, perilaku manusia merupakan perilaku social yang harus mempunyai tujuan tertentu dan terwujud dengan jelas. Untuk menganalisa perilaku sosial tersebut Weber menciptakan tipe-tipe perilaku ideal sebagai pola yang biasa disebut “ideal typus” agar dapat membandingkannya dengan perilaku actual yang dimaksudkan sebagai ekspresi semua formulasi dan batasan konseptual dalam sosiologi. Pengartian tipe ideal dirumuskan dengan cara memberikan tekanan sepihak serta intensifikasi terhadap satu atau beberapa aspek suatu peristiwa yang mencerminkan struktur mental yang seragam.

Weber menekankan bahwa tipenya itu harus merupakan suatu kemungkinan yang kuat dengan minimal harus mendekati kebenaran empiris. Tipe ideal juga bersifat deskriptif murni dan tidak boleh disalahgunakan untuk menjelaskan data yang diungkapkannya. Tipe ideal merupakan suatu sarana untuk menyusun klasifikasi yang berguna untuk mengatur kategori-kategori secara sistematis dari semua hasil pengamatanyang pernah dilakukan. Selain itu,bentuk perilaku social yang terpenting adalah perilaku social yang timbal balik (resiprokal) yang tercermin dalam pengantian hubungan social sebagai tema sentral sosiologi.
Suatu hubungan social ada apabila para individu secara mutual mendasarkan perilakunya pada perilaku yang diharapkan pihak-pihak lain. Beberapa tipe hubungan social diantaranya:
Perjuangan, suatu bentuk hubungan social yang menyangkut perilaku individu sedemikian rupa sehingga salah satu pihak memaksakan kehendaknya terhadap perlawanan pihak lain.
Komunalisasi, hubungan social yang didasarkan pada perasaan subyektif baik bersifat emosional , tradisional maupun kedua-duanya. Agregasi, hubungan social keserasian dan kecocokan motivasi rasional atau keseimbangan berbagai kepentingan.

Kelompok Korporasi, hubungan social yang berkaitan dengan wewenang yang dilandaskan pada kegiatan seorang pemimpin dan suatu staf administrasinya. Keempat hubungan social tersebut mungkin terbuka ataupun tertutup tergantung pada dasar peran sertanya, yakni sukarela atau paksaan.
Selain Ideal typus, Max Waber juga terkenal dengan Method of understanding yang menghasilkan dua cara untuk mendapatkan pemahaman dan dua jenis pemahaman yang harus diperhitungkan. Suatu perilaku dapat dipahami secara intelektual bila perilaku tersebut rational, tergantung pola perilaku yang terwujud dengan cara yang dianggap logis yang sesuai dengan urutan perilaku yang dapat diduga. Dan suatu perilaku juga bisa dipahami dengan menggunakan perasaan bila perilaku tersebut bersifat irrational dengan jalan memproyeksikan diri sendiri ke dalam situasi irasional

tersebut.
Refrensi:
http://nilaieka.blogspot.com/2009/04/biografi-max-weber.html
Sukanto, Suryono. Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. 2002. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Sukanto, Suryono. Sosiologi Suatu Pengantar. 1994. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

4. KARL MAX
Biografi

Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. ayahnya, seorang pengacara, menafkai keluarganya dengan relatif baik, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari pendeta yahudi (rabbi). Tetapi, karena alasan bisnis ayahnya menjadi penganut ajaran Luther ketika Karl Marx masih sangat muda. Tahun 1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari Universitas Berlin, Universitas yang sangat di pengaruhi oleh Hegel dan guru - guru muda penganut filsafat Hegel, tetapi berpikir Kritis. Gelar doktor Marx di dapat dari kajian filsafat yang membosankan, tetapi kajian itu mendahului berbagai gagasannya yang muncul kemudian.

Setelah tamat ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal dan dalam tempo 10 bulan ia menjadi editor kepala koran itu. Tetapi karena pendirian politiknya, koran itu kemudian di tutup pemerintah. Esai–esai awal yang di terbitkan dalam periode mulai mencerminkan sebuah pendirian yang membiumbing Marx sepanjang hidupnya. Esai-esai tulisan Marx itu secara bebas di taburi prinsip-prinsip demokrasi , ia menolak keabstrakat filsafat hegelian, mimpi naif komunis utopiadan gagasan aktivis yang mendesak apa yang ia anggap sebagai tindakan politik prematur. Dalam menolak gagasn aktivis ini Marx meletakkan landasan bagi gagasan hidup sendiri.

Upaya praktis, bahkan dalam mengarahkan massa sekalipun, akan di jawab dengan meriam saat upaya itu di anggap berbah. tetapi, gagasan yang dapat mengarahkan intelektual kitadan yang menaklukkan keyakinan kita, gagasan yang dapat membekukan kita, merupakan belenggu – belenggu di mana seorang hanya bisa lepas darinya dengan mengorbankan nyawanya; gagasan-gagasan itu seperti setan sehingga orang hanya dapat mengatasinya dengna menyerah kepada Marx.

Marx menikah pada 1843 dan tak lama kemudian ia terpaksa meninggalkan jerman untuk dapt suasana yang lebih libaral di Paris. Di Paris ia bergualat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga menghadapi dua kumpulan gagasan baru – sosialisme Prancis dan politik Ekonomi Inggris. Dengan cara yang unik dia menggabungkan hegelian, sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentuka orientasi intelektualnya. Hal yang sangat penting pula adalah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi teman seumur hidupnya, donatur dan kolabolatornyayakni Fredrich Engels (Carver, 1983) Engels anak penguasa pabrik tekstil menjadi seorang sosialis yang mengkritik kondisis kehidupan yang di hadapi kelas buruh. Banyak di antara rasa kasihan Marx kesengsaraan kelas buruh berasal dari paparannya kepada Engels dan gagasannya sendiri. Tahun 1844 Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah Café terkenal di Paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup. Mengenai diskusi itu Engels berkata ”kesepakatan lengkap kami dalam dalam semua budang teori menjadi nyata….dan perjanjian kerja sama kami mulai sejak itu”(McLellan, 1993:131) di tahun berikutnya Engels menerbitkan karya the condition Of The Working Class in England. Selama periode itu Marx menerbitkan sejumlah karya yang sangat sukar di pahami (kebenyakan belum di terbitkan semasa hidupnya) termasuk the Holy Family dan The German ideology (di tulis bersama Engels)dan ia pun menulis the economic and philosophic manuscripts 1844 yang menandakan perhatiannya terhadap bidang ekonomi main meningkat.

Meski Marx dan Engels mempunya orientasi teoritis yang sama, namun ada juga beberapa perbedaan di antara mereka. Marx cenderung menjadi seorang intelektual teoritis yang kurang teratur dan sangat berorientasi kepada keluarga. Engels adalah pemikir praktis, rapi dan pengusaha teratur dan orang yang tak percaya pada lembaga keluarga. Meski mereka berbeda, Marx dan Engels menempa kerja sama yang akrab sehingga mereka berkolabirasi menulis buku dan artikel dan bekerja sama dalam organisasi radikal, dan bahka Engels membantu membiayai Marx selama sisa hidupnya sehingga memungkinkan marx mencurahklan perhatiannya pada kegiatan intelektual dan politiknya.
Meski ada asosiasi erat antara nama Marx dan Engels, namun Engels menjelaskan bahwa ia teman junior, Marx mampu berkarya sangat baik tanpa aku. Aku tidak pernah mencapai prestasi seperti yang di capai Marx. Pemahaman Marx lebih tinggi, pengalamannya lebih jauh dan pandangannya lebih luas serta cepat ketimbang aku. Marx adlah jenius(Engels, di kutip dalam McLellan,1973;131-132)

Banyak yang percaya bahwa Engels gagal memahami berbagai seluk beluk Marx. Setelah Marx meninggal, Engels menjadi juru bicara utama bagi teori marxian dan dalam berbagai cara menyimpangkan dan terlalu menyerderhanakannya, meski ia tetap setia terhadap perspektif politik yang ia tempa bersama Marx.Karena beberapa tulisannya telah menggangu pemerintahan prusia, pemerintah perancis (atas permohonan prusia) mengusir Marx tahun 1845 dan karenanya Marx pindah ke Brussel. Radikelismenya meninggkat dan ia menjadi anggota aktif di bidang gerakan revolusioner internasional. Ia pun bergabung dengan liga komunis dan bersama Engels diminta menulis anggaran dasar liga itu, hasilnya adalah manifestor komunis 1848, sebuah karya besar yang di tandai oleh slogan-slogan politik yang termasyur (misalnya ‘kaum buruh seluruh dunia bersatulah).

Tahun 1849 ia pindah ke london dan, mengingat kegagalan revolusi politik tahun 1848, ia menarik diri dari aktivitas revolusioner dan beralis ke kegiatan rsiset yang lebih rinci tentang peran sistem ka[pitalis. Study ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku das kapital.jilid pertama di terbitkan tahun 1867; kedua jilid yang lainya di terbitkan sesudah ia meninggal. Selama riset dan menulis itu ia hidup dalam kemiskinan, membiayai hidupnya secara sederhana dari honorarium tulisannya dan bantuan dana dari Engels. Tahun 1864 Marx terlibat kembali dalam kegiatan politik, bergabung dengan ‘The Internasional’, sebuah gerakan buruh internasio nal. Ia segera menonjol dalam gerakan itu dan mencurahkan perhatian selama beberapa tahun untuk gerakan itu. Ia mulai mendapat popularitas, baik sebagai pimpinan internasional maupun sebagai penulis des kapital. Perpecahan gerakan internasional tahun 1876, kegagalan dari berbagai gerakan revolusioner dan penyakit – penyakit, akhirnya membuat Marx ambruk. Istrinya wafat tahun 1881 dan anak perempuannya tahun 1882 dan Marx sendiri wafat di tahun 1883.


Teori dan gagasan
Karya Karl max dapat di tafsirkan dalam berbagai cara yang berbeda, yang meliputi kritik romantik awal dalam Paris Manuscript, Marx sang filsuf, antropologi historis dalam The Germany Ideology, sejarah kritis dalam Eighteenth Brumaire atau the Civil War in France pemaparan ide-ide pribadi yang cerdas dalam Grundrisse, ekonomi kitis yang lebih mutakhir dalam Capital, Marx sang ekonom dll. Salah satu cara untuk dapat memperoleh wawasan yang utuh atas pemikiran marx adalah dengan membaca proyeknya sebagai suatu yang tercangkup dalam tema tunggal, yakni kritik atas ekonomi sosial. Karya teoritis Marx bermula dari kritik romantik, yang berangsur-angsur memasuki dunia ekonomi politik. Baru setelah kematiannya di tahun 1883 karyanya berpengaruh luas dalam bentuk propaganda yang sudah terpotong-potong yang kemudian dikembangkan oleh Soviet.


Paris Manuscript
Persoalan tentang hubungan Marx muda dan yang telah matang merupakan sebab utama Renaissance dalam diskusi tentang Marx yang berkembang sejak tahun 1960 sampai sekarang dan terus berlanjut. Masalah fundamental yang terkait disini apakah pemikiran Marx merupakan pemikiran yang berkesinambungan ataukah pergeseran kualitatif dalam karyanya. Bagaimanapun bentuk kesinambungan itu, arah yang ditempuh oleh Marx sendiri adalah berangkat dari praksis menuju struktur, dari tindakan yang menuju sistem.
Dalam Paris Manuscript yang terbit dalam bahasa jerman (1960-an), adalah untuk menempatkan ekonomi politik dalam pengujiannya. Para ekonom klasik seperti Smith telah mengakui pentingnya sumbangan ekonomis buruh terhadap produksi kekayaan (wealth) atau nilai, namun mereka tidak memberikan tempat yang layak pada buruh tersebut dalam politik maupun masyarakat. Sebagian ekonom melakukan hal tersebut dengan menyelewengkan hakikat proses produksi kekayaan, seolah-olah kepemilikan mendahului kerja, padahal kepemilikan sesungguhnya hasil dari kerja kreatif atau praksis. Kaum buruh dengan demikian mengorbankan darah hidupnya untuk menciptakan modal yang bergantung pada tenaga buruh bagaikan seekor vampir. Kritik ekonomi politik tersebut membawa Marx pada kritik filsafat mengenai pembagian kerja. Arah yang ditujunya adalah kembali mempertentangkan antara perumusan pandangan atas kemanusiaan sebagai satu keutuhan sebelum adanya industrialisme yang tidak mengenal alienasi denagn kondisi yang terpecah-pecah dan kalah dalam kapitalisme.

Arah yang tersembunyi dalam argumen tersebut adala perlunya pembebasan kemanusiaan atau poletarian. Dengan pembebasan tersebut Marx membayangkan adanya pergantian kepemilikan pribadi (modal) serta ditegakkannya kembali integritas kemanusiaan secara serentak. Dan ia pun menempatkan status utama kepada kaum buruh sebagai agen pembebas yang menderita. Imaji tentan sosialisme dalam karya awal Marx berupa suatu masyarakat yang terdiri dari kaum buruh yang cerdik.

Dalam Germany Ideologi Marx dan Engels mulai mengangkat persoalan ideologi, dan mengkritik suatu yang ironis, mengingat pengistimewaan terhadap kaum poelitariat dalam teori mereka, pretensi kaum borjuis bahwa kepentingan mereka sendiri tak lain adalah kepentingan rakyat umum. Tahun 1848, Marx dan Engels menerbitkan karyanya yang amat terkenal dengan judul The Communist Manifesto, sebuah polemik yang brilian yang menguraikan satu dimensi utama proyek Marx: satu penilaian atas peradaban kapitalis yang sangat ambivalen, peradaban yang menjadikan segala sesuatu itu menjadi mungkin, dan serentak memenyingkirkan realisasi-diri potensi kemanusiaan. Di sinilah muncul aksioma bahwa semua sejarah adalah sejarah perjuangan kelas. Di sini Marx mengembangkan model dua kelas yang banyak ditiru oleh para sosiolog dan sejarawan belakangan ini, dan merupakan konsep sentral dalam Capital. Sejarah bukan sekedar sejarah kelas-kelas yang berjuang, sejarah modern adalah peperangan besar antara dua kelas fundamental: borjuis dan poletar.

Grundriss
Pergeseran Marx dari tindakan menuju struktur, secara politis didorong oleh kekalahan revolusi 1848. jika tidak berubah yang jadi persoalan adalah mengapa tidak.bagaimana ia akan menjadi produksinya sendiri? Inilah yang menjadi logika esensial dalam Capital yang mana akan ambruk dan melahirkan sosialisme. Disni Marx membahas persoalan epistemologi dan metodologi. Dan ia berpendapat bahwa pengetahuan tidaklah ditemukan melainkan dikonstrksi , dan meskipun terkadang ia mengklaim setatus ilmiah untuk karyanya. Namun kenyataannya menunjukan bahwa ilmu pengetahuan kemanusiaan secara kualitatif merupakan jenis upaya yang berbeda dengan ilmu alam. Dengan begitu Marx secara implisit menyesuaikan proyeknya kembali ke proposisi Vico bahwa yang dapat diketahui manusia secara yang baik adalah sesuatu yang unik pada dirinya: sejarah manusia itu sendiri.

Selanjutnya Marx mendiskusikan masalah transisi dan feodalisme, lewat sebuah uraian yang yang banyak diperdebatkan dalam science and society tahun 1950-an. Dalam Capital sebenarnya Marx kmbali ke gagasan awal bahwa sejarah merupakan suatu yang pentin, suatu proses yang penting untuk beralih dai feodalisme ke kapitalisme dan ke sosialisme. Marx bergeser menuju proposisi bahwa revolusi tekhnologilah, dan bukannya perjuangan kelas, yang mungkin bisa merealisasikan sosialisme. Perkembangan logika internal kapitalisme adalah bahwa otomatisasi akan dapat menggagalkan harapan yang bersumber dari gagasan tentang relasikelas. Agen sejarah kembali dimitoskan: aktor-aktor sejarah bukan lagi umat manusia yang penuh makna dan menderita, namun adalah kekuatan sejarah yang berupa ekonomi bahkan tekhnologi. Eknomi adalah determinan fundamental yang lantas muncul superstruktur legal dan politis serta bentuk-bentuk kesadaran sosial yang pasti.

Capital
Puncak mitologi dan pemikiran Marx adalah Capital. Bab I, “ Komoditas”, merupakan teoritis yang paling signifikan dan paling sulit. Marx mengemukakan kritik yang sangat mengena terhadap eika kapitalis dan utilitarian. Ia merujuk pada karya Aristoteles, Politics: segala sesuatu punya alasan sendiri untuk ada, masing-masing tak dapat disepadankan. Namun kodifikasi menjadikan segala sesuatu itu dapat diukur, segala sesuatu memiliki harganya/nilainya sendiri. Masyarakat borjuis mereduksi nilai kemanusiaan menjadi nilai ekonomis. Mereka menyamakan berbagai perbedaan yang seharusnya memiliki karakteristiknya masing-masing.

Subtansi buku tersebut adalah analisis kritis atas produksi kapitalis dari segi tertentu, buku tersebut menjadi pelopor sosiologi industri modern. Di buku ini menegaskan bahwa sosialisme sebagai pembebasan yang tak terelakkan, dan perjuangan masih merupakan hal utama di antara dua kelas fundamental dan dalam konsep-konsep dikemukakan, kerja dan modal.

Refrensi
www.wikipedia.com
Beilharz, Peter. 2002. Teori-Teori Sosial.Jogjakarta: pustaka pelajar
Soekanto, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada



5. HERBERT SPENCER
Herbert Spencer dilahirkan di Derby Inggris, 27 April 1820. Ia tak belajar seni Humaniora, tetapi di bidang teknik dan bidang utilitarian. Tahun 1837 ia mulai bekerja sebagai seorang insinyur sipil jalan kereta api, jabatan yang di pegangnya hingga tahun 1846.selama periode ini Spencer melanjutkan studi atas biaya sendiri dan mulai menerbitkan karya ilmiah dan politik.tahun 1848 spenser di tunjuk sebagai redaktur the economis dan gagasan intelektualnya mulai mantap. Tahun 1850 ia menyelesaikan karya besar pertamanya, Social Statis (1850).

Hasil karyanya yang terkenal antara lain :
· Sosial Statistics (1850)
· Principle of Psychology (1955)
· Principle of Biology (2 jilid, 1864 dan 1961)
· Principle of Etnics (1893)
· Programme of a System of Synthetic Philosophy (1862-1896)

Dalam bukunya yang berjudul The Principle of Sosiologi (3 jilid,1877), Herbert Spencer menguraikan materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Spencer mengatakan bahwa obyek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian diri, dan industri. Sebagai tambahan disebutkannya sosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, masyarakat setempat, pembagian kerja, lapisan social, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan. Buku tersebut menjadikan sosiologi menjadi populer di masyarakat dan berkembang pesat pada abad 20, terutama di Perancis, Jerman, dan Amerika.
Pada tahun 1879 ia mengetengahkan sebuah teori tentang Evolusi Sosial. Evolusi secara umum adalah serentetan perubahan kecil secara pelan-pelan, kumulatif, terjadi dengan sendirinya dan memerlukan waktu lama. Sedang evolusi dalam masyarakat adalah serentetan perubahan yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat tersebut untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.

Ia juga menerapkan secara analog (kesamaan fungsi) dengan teori evolusi karya Charles Darwin (yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera) terhadap masyarakat manusia. Ia yakin bahwa masyarakat mengalami evolusi dari masyarakat primitif ke masyarakat industri. Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain. Ia menyoroti hubungan timbal-balik antara unsur-unsur masyarakat seperti pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga politik dengan lembaga keagamaan.

Spencer mempopulerkan konsep ‘yang kuatlah yang akan menang’ (Survival of the fittest) terhadap masyarakat. Pandangan Spencer ini kemudian dikenal sebagai ‘Darwinisme sosial’. Ia mempercayai akan kehidupan maasyarakat yang akan tumbuh progresif menuju keadaan yang lebih baik, untuk itu masyarakat harus dibiarkan bekembang sendiri. masyarakat harus dilepas dari campur tangan eksternal yang diyakini justru memperburuk keadaan. Spencer menyetujui akan adanya evolusi darwin dalam konteks sosial, yaitu apabila dibiarkan dengan sendirinya teori itu akan berlaku dimana individu yang layak bertahan hidup akan berkembang, sedangkan individu yang yang tidak layak maka ia akan tersingkir.

Ajaran sistem sosial yang telah disepakati oleh Spencer adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat adalah organisme atau superorganis yang hidup berpencar-pencar.
2. Antara masyarakat dan badan-badan yang ada di sekitarnya ada suatu equilibrasi tenaga agar kekuatannya seimbang.
3. Konflik menjadi suatu kegiatan masyarakat yang sudah lazim.
4. Rasa takut mati dalam perjuangan menjadi pangkal kontrol terhadap agama.
5. Kebiasaan konflik kemudian diorganisir dan dipimpin oleh kontrol politik dan agama menjadi militerisme.
6. Militerisme menggabungkan kelompok-kelompok sosial kecil menjadi kelompok sosial lebih besar dan kelompok-kelompok tersebut memerlukan integrasi sosial.
7. Kebiasaan berdamai dan rasa kegotongroyongan membentuk sifat, tingkah laku serta organisasi sosial yang suka hidup tenteram dan penuh rasa setia kawan.
Spencer menitikberatkan pada 3 kecenderungan perkembangan masyarakat dan organisme:
1. pertumbuhan dalam ukurannya,
2. meningkatnya kompleksitas struktur, dan
3. diferensiasi fungsi.

Refrensi :
· Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1990.
· http://nataebiografiteacher.blogspot.com/ · Buku Teori Sosiologi Klasik Karya Boedhi Oetoyo, dkk